Butonrayanews.co.id – Museum Subak Tabanan merupakan objek wisata edukasi yang menyimpan bayak benda bersejarah. Kali ini berbeda dengan museum pada umumnya, karena tidak ada benda pusaka atau sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Tempat wisata ini menyimpan benda antik berupa teknologi irigasi yang digunakan untuk sistem persawahan. Mungkin kamu tidak akan menemukan alat yang dimaksud karena dulunya hanya digunakan di daerah Tabanan, Bali.
Mengisi waktu liburan tidak harus mengunjungi objek wisata yang menyediakan panorama alam indah, seperti pegunungan atau pantai. Tidak pula harus mengunjungi wahana permainan yang memang banyak keseruan di dalamnya.
Sesekali, penting juga untuk mengunjungi wisata sejarah yang memberikan edukasi. Dalam hal kegiatan seru memang tidak banyak, namun dijamin akan semakin menambah wawasan. Seperti halnya ketika kamu mengunjungi Museum Subak Tabanan yang penuh dengan ilmu.
Tentu saja ilmu yang dimaksud masih berkaitan dengan sistem persawahan. Kata Subak sendiri merujuk pada organisasi yang mengatur sistem irigasi. Sedangkan Tabanan tidak lain adalah lokasi dimana tempat museum ini berada, merupakan salah satu kabupaten di Bali.
Sejarah Museum Subak Tabanan

Sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu sejarah Museum Subak Tabanan. Berdirinya museum ini tidak lepas dari peran seorang tokoh masyarakat yang bernama I Gusti Ketut Keler, kala itu diusulkan pada 17 Agustus 1975.
Usulan tersebut akhirnya diterima dan pembangunan dimulai beberapa tahun kemudian. Tujuan didirikannya museum ini tidak lain untuk menjaga warisan budaya, nantinya digunakan sebagai ilmu pengetahuan teknologi tradisional anak cucu.
Meski ada banyak teknologi pertanian yang ditemui pada waktu itu, namun sepertinya kali ini lebih unik. Pada tahun 1981, di mulailah pembangunan gedung museum yang hingga saat ini bisa kamu kunjungi. Hingga pada akhirnya diresmikan oleh Prof. Ida Bagus Mantra.
Keunikan dari teknologi yang saat ini ada di Museum Subak Tabanan yakni menganut konsep falsafah Tri Hita Karana. Bagi yang belum mengetahui, falsafah tersebut mengajarkan kehidupan yang seimbang antara alam, manusia, dan tuhan.
Keunikan lain yakni dari peralatan yang digunakan, konon sudah ada sejak abad ke-11. Bukan unik lagi tentunya namun juga antik karena usianya sudah mencapai ratusan tahun. Karena belum tentu ditemukan di tempt lain, pemerintah setempat menjadikannya sebagai warisan budaya.
Bahkan ada yang mengusulkan bahwa ke depan petani di Bali diharapkan menggunakan teknologi lama ini. Tentu ada banyak alasannya, salah satunya adalah karena teknologi modern sekarang ini tidak sesuai dengan konsep falsafah yang mereka anut.
Tentunya wajar, karena sebagian besar warga Bali menganut agama Hindu. Apapun unsur kehidupan harus sesuai dengan konsep Asta Bumi dan asta kosala kosali. Konsep ini digunakan untuk mengatur tatanan ruang, baik dalam maupun luar.
Koleksi Museum Subak Tabanan

Museum Subak Tabanan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan museum pada umumnya, yakni digunakan untuk menyimpan benda bersejarah. Sesuai yang dibahas sebelumnya, benda bersejarah yang dimaksud di sini yaitu teknologi pertanian tradisional.
Jika kamu berkunjung, maka akan ditemukan dua ruangan yang berbeda, masing-masing mempunyai kategori koleksi yang berbeda. Ruangan yang dimaksud yakni area terbuka dan tertutup, jaraknya tidak terlalu jauh sehingga kamu bisa menjangkau keduanya dengan mudah.
Di ruang tertutup digunakan untuk pertunjukkan visual yang menampilkan kehidupan para petani di zaman dahulu. Tentu saja ruangan ini juga menyediakan konten visual ketika teknologi irigasi digunakan untuk mengairi sawah yang sebagian besar berupa padi.
Sedangkan ruangan terbuka di Museum Subak Tabanan digunakan sebagai tempat menyimpan koleksi benda berupa alat pertanian tradisional. Ada juga miniatur yang menggambarkan bagaimana proses pengairan pada zaman dahulu menggunakan teknologi tradisional.
Miniatur dibuat dengan sejelas mungkin untuk menggambarkan situasi pada saat itu, termasuk dilengkapi terowongan sebagai jalur masuknya air. Di ruangan ini juga ada rumah tradisional yang masih menggambarkan aslinya.
Terdapat tiga ruangan penting kala itu, yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Setiap bagian ruangan memilki fungsi masing-masing dengan nilai filosofi yang berbeda. Sedangkan untuk benda antik nya, kamu bisa melihat sabit, alu, dan lainnya.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi
Museum Subak Tabanan berada di Desa Sanggulan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali. Jarak dari Denpasar sekitar 20 kilometer, kamu bisa menempuhnya dengan waktu 40 menit jika kondisi jalan tidak macet, atau paling lama sekitar 1 jam.
Ada alasan tersendiri kenapa lokasinya ditempatkan di Tabanan. Ini tidak lain karena kawasan tersebut merupakan penghasil terbesar padi dengan lahan persawahan yang sangat luas. Sebutan Lumbung Beras Pulau Bali pun disematkan di kabupaten tersebut.
Jika kamu ingin berkunjung, rute terbaik yakni dengan melewati Jalan Raya Denpasar – Gilimanuk. Selanjutnya menuju ke Jalan Ngurah Rai dan Jalan Gatot Subroto II. Dari titik ini, objek wisata tujuan hanya berjarak sekitar 1 kilometer, silahkan ikuti rambu petunjuk.
Harga Tiket Masuk
Sesampainya di lokasi, siapkan sejumlah uang untuk membeli tiket sebagai syarat masuk, karena memasuki kawasan Museum Subak Tabanan tidaklah gratis. Namun tenang saja, harga tiket tidak mahal sehingga kantong pun masih aman.
Ada perbedaan harga tiket masuk antara anak-anak dan dewasa. Jika kamu termasuk dewasa, maka harga tiket yang berlaku yaitu 10.000 rupiah. Sedangkan untuk anak-anak sebesar 5.000 rupiah, setengah dari tiket dewasa.
Tiket tersebut sudah termasuk biaya pemandu yang siap menjelaskan apa yang ditanyakan setiap pengunjung yang datang. Namun ingat, tiket belum termasuk retribusi parkir, jadi siapkan dana tambahan sebesar 5.000 untuk mobil dan 2.000 untuk motor.
Aktivitas yang Menarik Dilakukan
Selama berkunjung ke Museum Subak Tabanan, ada banyak aktivitas seru yang dapat dilakukan. Memang sepintas hanya menyaksikan benda antik yang dipajang. Tetapi sebenarnya lebih dari itu, berikut ulasan lengkap yang dapat kamu simak!
Belajar Sejarah
Aktivitas pertama tent saja mengenai sejarah pertanian Bali, kamu bisa mempelajarinya di sini. Bukan hanya sistem pertanian tradisional, namun juga modern. Untuk keperluan ini, ada guide yang disediakan di masing-masing benda yang dipajang, silahkan bertanya jika perlu.
Keliling Museum Subak Tabanan
Museum Subak Tabanan dibangun diatas lahan yang lumayan luas, lokasinya pun tertata rapi. Berkeliling untuk melihat apa saja benda yang disimpan tentu sangat menarik. Sesekali, kamu bisa mengabadikan momen jika memang cocok dijadikan latar belakang foto.
Mempelajari Konsep Hidup Masyarakat Bali
Salah satu konsep warga Bali yakni Tri Hita Karana yang sudah dijelaskan sebelumnya. Ada banyak konsep lain yang patut dipelajari, intinya adalah keseimbangan dalam kehidupan. Mempelajarinya dijamin menarik, paling tidak menambah wawasan budaya bangsa.
Kesimpulan
Indonesia dikenal sebagai negara kesatuan yang kaya akan unsur budaya. Museum Subak Tabanan merupakan salah satu bukti akan hal tersebut, bukan hanya sekedar museum biasa. Mengunjunginya dijamin mendapatkan wawasan baru, terutama dalam teknologi pertanian berupa sistem irigasi.